Selasa, 26 April 2011

Dua Permintaan Prof. DR. Fasli Djalal.

Biasakah saya mendapat data hasil maping potensi usaha yang dimiliki oleh panti sosial Muhammadiyah serta data  akitivitas apa  yang cocok diberikan untuk anak terkait peningkatan Lifeskill . Itulah dua permintaan Prof. DR. Fasli Djalal saat menerima silaturrahim MPS PP Muhammdiyah. Selain mengajukan dua permintaan tersebut, Fasli Djalal juga memberikan sinyal kemungkinan kerjasama antara Kementerian Pendidikan Nasional dengan Majelis Pelayanan Sosial PP Muhamamdiyah.

Ketua MPS PP Muh, Sularno, didampingi oleh Muhammad Ihsan, Jasra Putra, Ibnu Tsani, Tati Rakhanawati, Hadi Prayitno dalam kesempatan tersebut menyampaikan beberapa program unggulan serta prioritas yang akan dilaksanakan oleh MPS selama lima tahun kedepan. Dalam forum pertemuan tersebut, Fasli Djalal juga meminta informasi terkait perkembangan aktual Majelis Pelayanan Sosial. Selain itu, Fasli Djalal yang juga merupakan salah satu anggota Dewan Penasehat MPS PP MUH berharap bisa ada intensitas komunikasi antara dirinya dengan Tim MPS PP MUH.

Senin, 11 April 2011

PEYATIM - Malaysia Kunjungi MPS dan Mendonasikan 1000 Ringgit untuk Panti Asuhan

Hari Ahad 9 April Jam 09.00 WIB bertempat diruang Rapat PP Muhamamdiyah rombongan Pertubuhan Kebajikan Anak Yatim - Malaysia (PEYATIM) berdialog dengan Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah, dialog tersebut diadakan sebagai kunjungan kerja Peyatim. Rombongan Peyatim berjumlah 7 orang dan dipimpin langsung oleh Dato Tengku Mahmud Bin Mansur Presiden Peyatim sekaligus mantan Wakil Menteri Pertanian Kerjaan Malaysia. Rombongan Peyatim langsung diterima oleh DR. Abdul Mu'ti. M.Ed Sekretaris PP Muhammadiyah dan di dampingi oleh pengurus MPS PP Muhamamdiyah (Sularno, Tati Rakhanawati, Ibnu Tsani, Dedi Warman)

Dalam dialog tersebut, PEYATIM menanyakan tentang bagaimana Muhammadiyah mengelola amal usaha terutama amal usaha sosial (panti sosial). Secara spesifik Peyatim ingin mendengar bagaimana kebijakan pelayanan sosial Muhammadiyah untuk anak, model perekrutan anak yang akan menjadi klien panti sosial serta pelayanan sosial yang diberikan untuk anak yatim dan anak terlantar. Selain berdilog tentang  kebijakan pelayanan sosial di Muhammadiyah, Peyatim juga meminta bantuan kepada Muhammadiyah untuk melatih tenaga pengasuh panti asuhan yang dimiliki dan dikelola oleh Peyatim.

Dalam dialog tersebut, Tengku Mahmud, juga menyatakan bahwa penyebab permasalahan sosial anak di Malaysia disebabkan karena faktor meninggalnya orangtua anak akibat kecelakaan lalu lintas. Tengku Mahmud juga menyampaikan saat ini Malaysia mengalami permasalahan solidaritas sosial. Dampak negatif dari pembangunan di Malaysia yang beroreantasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi  ternyata berdampak pada lemahnya solidaritas sosial. Hal tersebut terjadi karena tidak imbangnya antara ilmu pengetahahuan dan tekhnologi dengan ilmu solidaritas sosial.

Selain berkunjung ke kantor PP Muhammdiyah, rombongan Peyatim juga mengunjungi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Saat berkunjungan ke FISIP UMJ, MPS mempersilahkan kepada Peyatim untuk berdialog secara langsung seputar aktivitas jurusan Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, MPS juga mempersilahkan kepada FISIP UMJ untuk berkomunikasi dengan Peyatim terkait keinginan Peyatim kepada Muhammadiyah untuk melatih tenaga pengasuh yang dikelola Peyatim.

Setelah berkunjung ke FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta, rombongan Peyatim langsung menuju Panti Asuhan Aisyiyah Lenteng Agung. Di panti asuhan, rombongan Peyatim diterima langsung oleh Ketua Panti Asuhan, ibu Amiruliah, dan didampingi pula oleh Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Jakarta Selatan. Selain berdialog tentang bagaimana pengelolaan panti, Peyatim Malaysia menyerahkan donasi untuk panti asuhan, dan diterima lansung oleh ketua Panti Asuhan Aisyiyah.

Kamis, 07 April 2011

Rabu, 15 Desember 2010, 15:55 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Panti asuhan bukan lagi lembaga yang melindungi anak yang tidak punya orang tua atau yatim piatu. "Arti panti asuhan untuk anak yatim piatu otomatis gugur ketika melihat data mayoritas anak yang ada di panti asuhan masih memiliki orang tua," tutur Protection Specialist Save The Children, Tata Sudrajat saat Honoring Excellence: Penelitian dan Praktek-praktek Inovatif di Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak di Indonesia di Jakarta, Rabu (15/12).

Tata mengatakan dari penelitian yang dilakukan pada 2007 tentang Kualitas Pengasuhan di Panti Asuhan Anak Indonesia didapat bahwa 90 persen anak di panti asuhan yang diteliti masih memiliki paling tidak salah satu orang tua dan 56 persen diantaranya masih memiliki kedua orang tua.

Dan kurang dari 6 persen anak-anak yang benar-benar yatim piatu. Sementara sisa 4 persen tidak diketahui status orang tuanya.Panti asuhan saat ini, menurut Tata lebih kepada untuk penyediaan akses pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas (SMA).

Sementara itu data BPS juga mengatakan bahwa dari 60 juta anak Indonesia dengan usia kurang dari lima tahun, 2,15 juta diantaranya tidak hidup dengan orang tua. Padahal 72,5 persen dari 2,15 juta anak itu masih memiliki orag tua hidup dan 15,5 persen masih memiliki satu orang tua. Dan hanya 10 persen yang yatim piatu.

Dari fakta tersebut pola pengasuhan anak berarti meninggalkan keluarga terutama bagi keluarga yang rentan. Seharusnya pengasuhan itu harus kembali ke keluarga. "Keluarga perlu diberi dukungan dan penguatan. Dan panti hanya sebagai bentuk pengasuhan sementara," tutur dia.

Di sisi lain melihat tren pengasuhan anak di Indonesia seperti ini maka perlu juga ada peningkatan kualitas manajemen panti asuhan. "Tapi tetap untuk mengasuh sementara," tutur dia.

Sedangkan jumlah panti asuhan di Indonesia saat ini setidaknya ada 8.000 panti dengan 50.000 anak di dalamnya. Jumlah yang dikatakan Tata paling banyak dibanding negara-negara lain di dunia. Jika panti asuhan dipandang sebagai lembaga untuk mendapatkan akses bagi pendidikan bagi keluarga rentan maka jumlah itu kurang. Paling tidak dibutuhkan 160.000 panti asuhan untuk menampung sekitar 20 juta anak dari keluarga rentan dan telantar.

Rapat Pleno MPS, Rakernas 24-26 Juni 2011

Rapat Pleno Majelis Pelayanan Sosial yang dihadiri oleh sepuluh orang pengurus menetapkan penyelenggaran Rapat Kerja Nasional pada hari Jumat-Ahad tanggal 24-26 Juni 2011. Dalam rapat pleno tersebut selain menetapkan hari dan tanggal pelaksanaan Rakernas juga menetapkan komposisi kepanitian.

Jasra Putra dan Iwan Koswara ditetapkan oleh rapat sebagai Ketua dan Sekretaris Panitia Pelaksana. Selanjutnya, Ketua dan Sekretaris terpilih diberi tugas untuk menyusun kepanitian secara lengkap. Selain Jasra dan Iwan, rapat juga memutuskan Sularno, Muhammad Ihsan, Yanto Mulya Pibiwanto, Untung Bachtiar, Ibnu Tsani, Herni Ramdlaningrum dan Dian Rahmawati sebagai Tim Materi. Tim Materi diamanhkan untuk menyusun arah kebijakan Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah dengan dua cakupan pembahasan yakni konsep pengasuhan anak serta program kerja MPS PP Muhammadiyah Periode 2010-2015.

Terkait lokasi pelaksanaan Rakernas, Jakarta ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan Rakernas. Adapun tempat pelaksanaan muncul  tiga usulan tempat, yakni. Gedung LPMP Depdikanas (Pasar Minggu-Jakarta Selatan), Gedung Pusdiklat Pegawai Depdiknas (Sawangan-Bogor) serta Gedung Pusdiklat Depsos (Radio Dalam-Jakarta Selatan).

Siapa yang akan diundang sebagai peserta?, rapat pleno memutuskan peserta sebanyak lima orang yang berasal dari utusan Pimpinan Wilayah, dengan komposisi, Ketua dan Sekretaris MPS Wilayah, satu orang unsur Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang membidangi pelayanan sosial serta dua orang utusan panti asuhan.

Agenda

Hari - Tanggal : Ahad, 10 April 2011
Waktu            : 09.00 - Selesai
Acara             : Kunjungan Pertubuhan Kebajikan Anak Yatim (PEYATIM) Malaysia
Tempat           : Ruang Rapat PP Muhammadiyah
Agenda           : Dialog dengan Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah
                        Kunjungan ke Panti Asuhan Aisyiah Lenteng Agung
                        Kunjungan ke Universitas Muhammadiyah Jakarta